Tekantombol lingkaran dan bawah untuk ps4 atau Ben Xbox, untuk berbelok 180 derajat untuk melarikan diri dari musuh. Anda dapat memuat ulang saat berlari, yang berguna dalam pertarungan bos. Anda dapat menembakkan peluncur granat tanpa takut rusak atau memasang bom jarak jauh di dekatnya jika perlu. Panduan Resident Evil 7: Piala
Dalamtulisan renungan sebelumnya --mengenal diri--kita telah sama-sama memahami bahwa manusia itu berasal vibrasi orangtua (genetika) jiwa raga, juga vibrasiNya, cahayaNya (rûh ilâhi yang menghidupi badan ini). Rahayu adalah jiwa yang bersih, disebut pula nafsu muthmainnah.
Sembarimengenal dan menghafal gerakan atau jurus Tapak Suci, para kader juga dibina tentang penguatan akidah, akhlak (moralitas) dalam pergaulan, ketahanan mental, dan juga kepemimpinan. 7. Pencak Silat Cimande. Pencak silat Cimande adalah bela diri yang berkembang dari Kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor.
Tititktitik inilah yang dikenal dengan sebutan cakra. Meski banyak pro dan kontra tentang keberadaan cakra, namun kali ini kami akan mengulas 7 cakra yang terdapat dalam diri manusia. Sekali lagi, terserah anda mau percaya atau tidak. Seseorang yang cakra mahkotanya berkembang sempurna akan mengetahui banyak rahasia alam. Cakra ini
Jadiberdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua: 1. Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan. 2. Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati. Adapun dalil mengenai terbaginya diri manusia
3TITIK RAHASIA ALLAH DI BALIK DIRI KITA, RAHASIA KHUSYUK // Ilmu Belajar Mengenal Diri Dan mengenal Allah Ilmu Hakikat LaduniIlmu Ma'rifatILMU ILHAM HIDAYAH
7 Menyimpan rahasia. Seorang melankolis juga lebih memilih menyimpan rapat kehidupan pribadi mereka. Mungkin hanya orang terdekat mereka yang mengetahui bagaimana identitas seorang melankolis. Namun, tidak semua orang bisa membeberkan rahasianya ke mereka. Melankolis hanya akan membuka diri pada orang yang tepat. 8. Nyaman dengan rutinitas
3 ] LATHIFATUS SIRRI ( RAHASIA ) Letaknya kira-kira dua jari diatas Payudara Kiri , tempat bersemayamnya NAFSU MUTHMAINNAH ( Tenang ) . Wilayah Nabi Musa as. Jiwa ini didominasi sifat-sifat baik, yaitu : 1. Al-Juud = Murah Tangan 2. At-Tawakkal = Berserah Diri 3. Al-Ibadah = Senang Ibadah 4. Asy-Syukr = Syukur 5.
HzzWO. Secrets are seductive, irresistible, provocative, and exciting. Secrecy involves the intentional concealment of information from others. Deception in the form of having secrets is deeply ingrained in human communication. [1] We could say that once a secret is unveiled, it is no longer a secret, but becomes, instead, a revelation. Some secrets involve anticipatory excitement and the expectation of being revealed, such as in the case of a surprise party, the sex of an unborn child, or a marriage proposal. Secrets that we expect to keep undisclosed usually involve situations that may result in negative judgment from others, such as those having to do with a perceived moral transgression. Infidelity tends to be prominent in that domain. Yet secrets may also involve situations where a stressful event or unusual circumstance, such as a serious illness, may lead the person involved to hide information from others. Secrets that may result in negative perceptions are held in place by shame and guilt. Shame motivates us to hide, but, at the same time, another aspect of the shame emotion that many people do not consider is that it urges us to restore broken bonds. [2] Given this mixed motivation, secrets may become ambivalently held, where the wish to hide coexists with an urgency to seek relief and connect with others by revealing information. A study exploring how emotions surrounding secrecy shape its experience found that secrets evoking shame, more so than guilt, are likely to intrude upon one’s thinking in irrelevant moments. [3] It is no wonder, then, that the impact of keeping secrets has been associated with mental stress and diminished physical health.[4] [5] Carrying a secret alone and without support can lead to rumination and is associated with decreased well-being, whereas the relief of revealing a secret, even anonymously, and receiving understanding, affirmation, forgiveness, or support by others is unburdening. [6] [7] Although some people can effectively keep their own and others’ secrets to themselves, there are times when holders of a secret may feel compelled to expose the content of what they are carrying. Secrets create a tension that seeks relief through participation. Young children, as well as adults, will often reveal a secret to another person, as though disclosure and shared concealment solidify a bond between them while mitigating the effects of secrecy. Unfortunately, such bonds are often broken when revelations are disclosed to others. Sharing a secret may negatively impact the person who receives the information, even though they may feel special or honored to be trusted. The transmission of secret information often has intense emotion as a travel companion. Along with the information, the emotions transmitted may also be taken on by the recipient of the revealed secret. Thus, a commitment to conceal secret information can be burdensome, evoke feelings of isolation, and conflict with needs for affiliation with others. [8] Having someone confide in you can have relational benefits, but it can also be a burden if your mind wanders toward revisiting the secret and attempts to problem-solve. [9] The emotional burden of concealing information for another person may have consequences mildly similar to those experienced by the owner of the secret. Perhaps before we tell a secret, we should be mindful of its potential effects on the recipient. References [1] Farber, Blanchard, M., Love, M. 2019. The nature, prevalence, and functions of lying and secret keeping Why do we do these things? In B. A. Faber, M. Blanchard, and M. Love, Secrets and lies in psychotherapy pp. 31-54. Washington, DC American Psychological Association. [2] Nathanson, D. 1992. Shame and pride Affects, sex, and the birth of the self. New York, NY Norton. [3] Slepian, M. L., Halevy, N., and Galinsky, 2019. The solitude of secrecy Thinking about secrets evokes goal conflict and feelings of fatigue. Personality and Social Psychology Bulletin, 45, 1129-1151. [4] Lane, D. J., and Wegner, D. M. 1995. The cognitive consequences of secrecy. Journal of Personality and Social Psychology, 69, 237–253. [5] Cole, S. W., Kemeny, M. E., Taylor, S. E., & Visscher, 1996. Elevated physical health risk among gay men who conceal their homosexual identity. Health Psychology, 15, 243– 251. [6] Slepian, M. L., Camp, N. P., Masicampo, E. J. 2015. Exploring the secrecy burden Secrets, preoccupation, and perceptual judgments. Journal of Experimental Psychology, 144, 31-42. [7] Zhang, Z. and Dailey, R. M. 2018. Wanna hear a secret? The burden of secret concealment in personal relationships from the confidant's perspective. Journal of Relationships Research, 9. [8] Slepian, M. L., Greenaway, K. H. 2018. The benefits and burdens of keeping others' secrets. Journal of Experimental Social Psychology, 78, 220-232. [9] Slepian, M. L., Kirby, J. N., & Kalokerinos, E. K. 2019. Shame, Guilt, and Secrets on the Mind. Emotion. Advance online publication.
Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah kenabian, dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada aktivitas aktivitas, yang meliputi Pertama, tazkiyah an-nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji dan malakuti. Kedua, tashfiyah al-qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata. Ketiga, takhalliyah as-Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah. Keempat, tajalliyah ar-Ruh atau pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya. - Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh manusia. - Sadrun = Latifah al-nafs sebagai unsur jiwa - Qalbun = Latifah al-qalb sebagai unsur rohaniah - Fuadun = Latifah al-ruh Unsur rohaniah - Syagafun = Latifah al-sirr unsur rohaniah - Lubbun = Latifah al-khafi unsur rohaniah - Sirrun = Latifah al-akhfa unsur rohaniah Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغَافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبٍّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا الحديث القدسى "Aku jadikan pada tubuh anak Adam manusia itu qasrun istana, di situ ada sadrun dada, di dalam dada itu ada qalbu tempat bolak balik ingatan, di dalamnya ada lagi fu'ad jujur ingatannya, di dalamnya pula ada syagaf kerinduan, di dalamnya lagi ada lubbun merasa terialu rindu, dan di dalam lubbun ada sirrun mesra, sedangkan di dalam sirrun ada "Aku". Ahmad al-Shirhindi dalam Kharisudin memaknai hadist qudsi di atas melalui sistem interiorisasi dalam diri manusia yang strukturnya yang dapat diperhatikan dalam gambaran di atas. Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri perintah Allah "Kun fayakun", yang artinya, "jadi maka jadilah" QS 36 82 merupakan al-ruh yang bersifat immaterial. Semua yang berasal dari alam al-khalqi alam ciptaan bersifat material. Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia dengan keterikatan yang sangat kuat. Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam badan manusia. Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat. Umpamanya - Lathifah al-nafsi sebagai tempatnya al-nafsu al-ammarah. - Lathifah al-qalbi sebagai tempatnya al-nafsu al-lawwamah. - Lathifah al-Ruhi sebagai tempatnya al-nafsu al-mulhimmah, dan seterusnya. Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia adalah sepenuhnya karena kuasa Allah. Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah. Pada hakekatnya penciptaan ruh manusia lima lathifah, tidak melalui sistem evolusi. Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses. Ketika jasad Nabi Adam telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh Nya untuk memasuki jasad Nabi Adam Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruh memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah "Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa". Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat takbir, ruku dan sujud, dan tentang struktur ruhaniah manusia ruh, jiwa dan raga. Bahkan dalam al Qur'an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah "Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan" Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot sel calon janin yang diploid . Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya QS 23 9, yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat. Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna bahkan mungkin setelah lahir. Allah meniupkan ruh al-insan haqiqat Muhammadiyah. Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari' kewajiban syari'at dari Allah dan menjadi khalifah Nya. Itulah tiga jenis ruh dan nafs yang ada dalam diri manusia, sebagai potensi yang menjadi sudut pandang dari fokus pembahasan lathifah kesadaran. Lima lathifah yang ada di dalam diri manusia itu adalah tingkatan kelembutan kesadaran manusia. Sehingga yang dibahas bukan hakikatnya, karena hakikat adalah urusan Tuhan QS 17 85, tetapi aktivitas dan karakteristiknya. Lathifah al-qalb, bukan qalb jantung jasmaniah itu sendiri, tetapi suatu lathifah kelembutan, atau kesadaran yang bersifat rubbaniyah ketuhanan dan ruhaniah. Walaupun demikian, ia berada dalam qalb jantung manusia sebagai media bereksistensi. Menurut Al Ghazali, di dalam jantung itulah memancarnya ruh manusia itu. Lathifah inilah hakikatnya manusia. Ialah yang mengetahui, dia yang bertanggung jawab, dia yang akan disiksa dan diberi pahala. Lathifah ini pula yang dimaksudkan sabda Nabi "Sesungguhnya Allah tidak akan memandang rupa dan hartamu, tetapi ia memandang hatimu". Lathifah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya sebagai pusat gelombang, sedangkan letak di bawah susu kiri jarak dua jari yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb adalah ibarat "channelnya". Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini. Lathifah ini memiliki nur berwarna kuning yang tak terhinggakan di luar kemampuan indera fisik. Demikian juga dengan Lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb. Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan karakteristiknya. Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan. Warna cahayanya merah yang tak terhinggakan. Selain tempatnya sifat-sifat yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat bahimiyah atau sifat binatang jinak. Dengan lathifah ini pula seorang salik akan merasakan fana al-sifat hanya sifat Allah saja yang kekal, dan tampak pada pandangan batiniah. Lathifah al-sirri merupakan lathifah yang paling dalam, terutama bagi para sufi besar terdahulu yang kebanyakan hanya menginformasikan tentang tiga lathifah manusia, yaitu qalb, ruh dan sirr. Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al Makki w. 904 M, yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh dan sirr. Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam. Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia. Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj 309 H, dan Ibnu Arabi 637 H. Setelah ia mengalami "ittihad" dengan Tuhan, ia masih mengalami berbagai pengalaman ruhaniah, sehingga pada tataran tertinggi manusia ia merasakan sepenuhnya, bahwa abid dan ma'bud adalah berbeda, manusia adalah hamba, sedangkan Allah adalah Tuhan. Hal yang diketahui dari lathifah ini adalah, ia memiliki nur yang berwarna putih berkilauan. Terletak di atas susu kiri jarak sekitar dua jari, berhubungan dengan hati jasmaniah hepar. Selain lathifah ini merupakan manifestasi sifat-sifat yang baik, ia juga merupakan sarangnya sifat sabbu'iyyah atau sifat binatang buas. Dengan lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan fana' fi al-dzat, dzat Allah saja yang tampak dalam pandangan batinnya. Lathifah al-khafi adalah lathifah al-robbaniah al-ruhaniah yang terletak lebih dalam dari lathifah al-sirri. Penggunaan istilah ini mengacu kepada hadis Nabi "Sebaik-baik dzikir adalah khafi dan sebaik baik rizki adalah yang mencukupi". Hakikatnya merupakan rahasia Ilahiyah. Tetapi bagi para sufi, keberadaanya merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Cahayanya berwarna hitam, letaknya berada di atas susu sebelah kanan jarak dua jari condong ke kanan, berhubungan dengan limpa jasmani. Selain sebagai realitas dari nafsu yang baik, dalam lathifah ini bersemayam sifat syaithoniyyah seperti hasad, kibir takabbur, sombong, khianat dan serakah. Lathifah yang paling lembut dan paling dalam adalah Lathifah al-akhfa. Tempatnya berada di tengah-tengah dada dan berhubungan dengan empedu jasmaniah manusia. Lathifah ini memiliki nur cahaya berwarna hijau yang tak terhinggakan. Dalam lathifah ini seseorang salik akan dapat merasakan'isyq kerinduan yang mendalam kepada Nabi Muhammad sehingga sering sering ruhaniah Nabi datang mengunjungi. Relevan dengan pendapat al-Qusyairi yang menegaskan tentang tiga alat dalam tubuh manusia dalam upaya kontemplasi, yaitu 1. Pertama, qalb yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Allah. 2. Kedua, ruh berfungsi untuk mencintai Allah, dan 3. Ketiga, sirr berfungsi untuk melihat Allah. Dengan demikian proses ma'rifat kepada Allah menurut al Qusyairi dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini. Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil 'alamin; Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah.
RAHASIA HAKIKAT DIRIInilah suatu pasal yang menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 dua puluh, Sebab buku ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Alloh pencipta Alam dan segala isinya, agar sempurna segala amal ibadahnya…FIRMAN ALLOH SWT• AWWALU TAJLI ZATTULLOHI TA’ALA BI timbul Zat Alloh Ta’ala kepada Sifatnya"…• AWWALU TAJLI SIFATULLOHI TA’ALA BI ASMA timbul Sifat Alloh Ta’ala kepada namanya"…• AWWALU TAJLI ASMADULLOHI TA’ALA BI AF ' timbul nama Alloh ta’ala kepada perbuatannya"…• AWWALU TAJLI AF 'ALULLOHI TA’ALA BI INSAN KAMILUM BI ASMA timbul perbuatan Alloh Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni Muhammad Rosul-Nya"…• QOO LAN NABIYI SAW AWALUMAA KHOLAQOLLOHU TA’ALA Nabi SAW; yang mula-mula dijadikan Alloh Ta’ala Cahayaku, baharu Cahaya sekalian Alam"…• QOO LAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHOLAQOLLOHU TA’ALA mula-mula dijadikan Alloh Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam"…• QOO LAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHOLAQOLOHU TA’ALA mula-mula dijadikan Alloh Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam"…• QOO LAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHOLAQOLLOHU TA’ALA mula-mula dijadikan Alloh Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam"…• QOO LAN NABIYI SAW ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL A' cahaya Alloh dan Aku juga menerangi Alam"…AL-HADITSAWALUDDIN MA’RIFATULLOHArtinya"Awal agama adalah mengenal Alloh"…Sebelum mengenal Alloh SWT terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadits• MAN 'AROFA NAF SAHU FAQOD ’AROFA siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan Tuhannya"…• MAN AROFA NAFSAHU FAQOD ’AROFA ROBBAHU LAYA RIFU siapa mengenal Tuhannya, niscaya tidak dikenalnya lagi dirinya"…• MAN AROFA NAFSAHU BILFANA FAQOD ’AROFA ROBBAHU BIL barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal"…• KHOLAK TUKA YA MUHAMMAD WA KHOLAK TUKA ASY SYA ILA jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad"…FIRMAN ALLOH• AL INSANU SIRRI WA ANA itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan"…• WA AMBATNAL ABRU ROBBUN AU DZOHIRU ROBBUN bathin hamba itu Tuhan, dan Zahir Tuhan itu hamba"…• LAHIN HUWA WALOHIN ia tetap dan tiada ia lain dari ia"…Firman Allah Ta’ala didalam Al-Qur'an• FAHUWA MA’AKUM AINAMA mana saja Engkau berada pergi Aku serta kamu"…• HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WAL BATHINU WADZ jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir"…Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu "LAISA KAMISLIHI SYAI'UN" tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan bertempat…Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diberikan AF ALULLOH, Ma’rifat kita akan AF ALULLOH• LAHAULA WALA KUWWATA ILLAA BILLAHHIL ’ALIY YIL ’ dari Alloh dan kembalinya kepada Alloh juga segala sesuatu, sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi demikian• MUTU ANGTAL QOBLAL diri kamu sebelum mati kamu"…INGATLAH, MATI ITU ADA 2 MAKNA, Yakni1. apabila Roh bercerai dengan jasad, itu MATI HISI NAMANYA atau mati yang sebenarnya MATI HAKIKI…2. Mati yang dimaksud hadits Nabi yang di atas tadi, adalah MATI MA'NAWI, artinya mati dalam pengenalan mata hati…Mahasuci Alloh SWT Tuhan Robbul’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna, upaya Alloh SWT dan kuat Alloh SWT, dan wujudnya Alloh SWTBILLAHI LAYARILLAHArtinya"Tiada yang mempunyai dan menyembah Alloh hanya Alloh"…Bagitulah semua Arifbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala…Adapun yang bernama Rahasia itu SIRRULLOH…Kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh…Jadi nyawa itu bertubuh kanan IDHOFI QODIM terdahulu, maka tiada lagi kita kenang tubuh zahir dan bathin akan bernama Rahasia Alloh SWT, Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur…Sebenar-benarnya Sifatullohita’ala kepada kita, Inilah Rahasia-Nya, Yang dibicarakan Rahasia yang sebenar-benar Rahasia-Nya yang kita ketahui…Jalan hakikat yang sebenarnya yang berkata Allohu Akbar waktu kita sembahyang ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Irodat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang berkata Allohu Akbar tiada hati lagi, karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Irodat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Alloh Ta’ala namanya kepada kita…Batin dan zahir kita akan memerintah diri, diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia, maka berlakulah berbagai-bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang. Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah Sirrulloh. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Alloh dan menyembah Alloh serta hidup berbagai-bagai, itulah rahasia Alloh kepada kita…FIRMAN ALLOHMAN AROFA NAFSAHU FAQOD ’AROFA siapa mengenal dirinya, Maka ia mengenal akan Tuhannya"…Maka, ia mengetahui akan asal "ADAM" Nabi Alloh SWT, Nasarnya Air, Api, Angin, Tanah. 4 empat inilah yang dijadikan Alloh SWT, Maka turun kepada kita seperti Firman Alloh SWT, Kita disuruh mengetahuiTANAH menjdikan Tubuh KitaAPI menjdikan Darah kitaAIR menjdikan Air Liur kitaANGIN menjdikan Nafas kita…Maka berdiri ISLAM BERSYARI'AT, YakniAL-QUR'AN DAN HADITS ITU SYARI’AT KITA atas kejadian Tanah,KEJADIAN AIR ITU TARIKAT KITA,KEJADIAN API ITU HAKIKAT KITA, danKEJADIAN ANGIN ITU MA’RIFAT Cara kita mengenal diri namanya…Saat kita tidur itu tiada hayat lagi karena Rahasia Alloh SWT, Perintah segala hati di tengah-tengah itu berbagai-bagai Tempat rahasia itu didalam jantung. Maka jikalau tidak ada rahasia Alloh SWT itu, tiadalah bathin dan zahir ini berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Alloh SWT itulah menjadi kehendak Semesta Alam beserta Isinya Termasuk Diri Kita ini, Akan tetapi awas, jagalah hukum syara’ syari’at yang difardhukan pada kita…Maka barang siapa melihat sesuatu tiada melihat Alloh di dalamnya, maka penglihatannya itu bathil atau syirik…Saidina_Abu_Bakar_Siddik_ra, brkataWA MAA RO AITU SYAIAN ILLAA WA RO AITULLOH u.ArtinyaTiada aku melihat akan sesuatu melainkan Alloh yang aku lihat Alloh Ta’ala terlebih dahulu".Kata Ali_Ibnu_Abi_Talib_raWA MAA RO AITU SYAIAN ILLAA WA RO AITU LILLAAHI Ku lihat sesuatu kecuali Alloh yang kulihat di dalamnya Alloh ta'ala yang terlebih dahulu dilihat".Walaupun perkataan para sahabat itu berbeda, tetapi maknanya Alloh SWT didalam Al-Qur'an yang berbunyi• WA HUWA MAAKU AINAMA KUNGTUMArtinya"Ada hak Tuhan kamu"…Firman Allah Ta’ala• WAFI ANGFUSIKUM AFALA Tuhan kamu didalam diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku kata Alloh, padahal Aku terlebih hampir dari padamu matamu yang putih dengan hitamnya, terlebih hampir lagi Aku dengan kamu…Maka di sini kita kembalikan Kepada pasal rahasia yang telah lalu, dan pasti kita bertemu dengan Alloh SWT atau Mi’raj dengan Dia. Maka barang siapa tiada mengetahui perkara ini, tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat, dan jikalau dia beramal apa saja semua amalannya itu syirik, maka dari itu hendaklah kita ketahui benar-benar apa asalnya yang menjadi nyawa dan roh itu ialah DZATULLOHITA’ALA daripada Ilmunya dan Roh sekalian alam. Seperti sabda Nabi kita• ANA ABUL Bapak segala Roh dan Bapak segala Tubuh Bermula sebenarnya Roh, tatkala didalam tubuh namanya Nyawa, tatkala ia brkehendak namanya Hati, tatkala ia kuasa memperbuat namanya Akal, maka kesemuanya itu adalah Rahasia Allah Ta’ala kepada kita…Maka barang siapa tidak tahu perjalanan ini, maka tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat…[ Sumber dari Muhammad Mahdi Alfarisi bin Abu Abdulloh] About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.